Menjadi pelatih Real Madrid memang merupakan sebuah pertaruhan besar. Jika sukses, namanya akan melambung. Sebaliknya, jika gagal, reputasi sang pelatih akan terpuruk. Nah, kondisi terpuruk itulah yang kini dirasakan Manuel Pellegrini.
----------------------------------------------------------------------
MANUEL Pellegrini terlihat sangat kecewa atas pemecatan dirinya oleh manajemen Real Madrid Mei silam. Dia sering mengungkapkan borok klub yang dipimpin Presiden Florentino Perez itu kepada media. Mulai seringnya intervensi sampai kebijakan menjual pemain-pemain yang sebenarnya sangat dibutuhkan Real. Misalnya, Wesley Sneijder dan Arjen Robben.
Memang, jika dipandang dari segi prestasi, Pellegrini bisa dibilang gagal total. Dia gagal membawa Los Blancos -sebutan Real- meraih mahkota Liga Primera. Di Liga Champions pasukannya gagal lolos ke perempat final.
Yang paling parah, jelas pencapaian di Copa del Rey alias Piala Raja Spanyol. Real tereliminasi di babak pertama setelah dihajar klub Divisi III Spanyol AD Alcorcon. Akibatnya, reputasi Pellegrini benar-benar terpuruk.
Pellegrini pun memutuskan untuk rehat sebentar dari dunia kepelatihan. Dia pulang ke Cile untuk beristirahat, paling tidak sampai Desember mendatang. Namun, dia menegaskan bahwa karirnya di Spanyol belum habis. Pelatih 56 tahun itu percaya diri bakal kembali ke Liga Primera dan meraih sukses di sana.
"Saya tidak berpikir karir saya berakhir setelah apa yang terjadi di Real Madrid," ungkap Pellegrini dalam wawancara dengan AS. "Saya tidak bilang, saya hanya mau melatih tim semacam Manchester United atau AC Milan. Itu tidak logis," lanjutnya.
"Buat saya, karir itu tidak diukur dari sekadar tim yang saya tangani. Tapi, yang pasti, saya tertarik dengan proyek baru menangani sebuah tim. Dan, saya yakin bisa sukses di mana pun. Baik itu klub maupun timnas," ucapnya.
Sebelum menangani Real, Pellegrini meniti karir Liga Primera dengan Villarreal. Memang tidak banyak trofi yang dipersembahkannya untuk klub tersebut. Namun, dalam tiga musim terakhirnya di sana dia selalu berhasil meloloskan Joan Capdevila dkk ke Zona Eropa. Hal itulah yang membuat Perez kepincut kepadanya.
"Saya selalu bilang bahwa saya mencintai Liga Primera. Enam musim saya di sana dan telah menciptakan reputasi bagus, termasuk pernah dinobatkan sebagai pelatih terbaik. Saya yakin, perjalanan panjang itu akan membuat saya tidak kesulitan mencari pekerjaan di sana," tegas Pellegrini.
Karena menyimpan keinginan untuk comeback ke Spanyol itulah, Pellegrini menyatakan menolak tawaran sejumlah klub besar. Sebut saja Liverpool, ketika baru kehilangan pelatih Rafael Benitez.
Namun, kembali ke Liga Primera bukan satu-satunya ambisi Pellegrini. Pelatih yang pernah menangani LDU Quito dan River Plate itu mengincar level yang lebih tinggi. Yakni, menjadi pelatih timnas Cile. Meski, ambisi itu disimpannya untuk jangka waktu empat atau lima tahun ke depan.
Sebenarnya, saat ini La Roja -sebutan Cile- sudah membutuhkan pelatih baru. Sebab, pelatih saat ini Marcelo Bielsa belum menerima tawaran perpanjangan kontrak yang diajukan Federasi Sepak Bola Cile (FFC).
"Marcelo Bielsa mestinya tetap menangani timnas. Menurut saya, hasil kerjanya luar biasa," ucap Pellegrini. "Selain itu, dalam empat atau lima tahun saya ingin membesut Cile. Itu mestinya saat yang tepat untuk menggantikan Bielsa. Menangani tim di Piala Dunia selalu menjadi impian saya."
Sumber : http://www.jawapos.com/sportivo/index.php?act=detail&nid=146526
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimanakah tanggapan Anda tentang hal ini.
Silahkan menuliskan komentar Anda pada opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.
Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.