24 Mei 2012

Cerita 16 Fakta di Final Liga Champions 2012

Begitu menegangkan, mendebarkan, membuat jantung terus berdetak kencang dan seringkali dapat marah marah sendiri. 
" Itulah yang terjadi bila kita fans Setia dari salah satu kubu yang bertanding di Final Liga Champions 2012 antara Tuan Rumah Bayern Muenchen dengan Tim London “The Blues” Chelsea. "
Pertandingan tersebut berlangsung sengit meskipun terlalu di dominasi Tuan Rumah namun permainan kedua kubu tetap Cantik dan Sengit.

Banyak hal yang dapat saya ceritakan dalam Pertandingan Final Liga Champions tersebut. 
Berikut data yang dapat Anda simak : 

1. Dalam sejarahnya, setiap Final yang berlangsung di kota Munich selalu melahirkan juara baru. 
  • Pada Final Tahun 1978-1979 di Stadion Olympiade, Nottingham Forest menjadi jawara Piala Champions setelah menang tipis 1-0 atas Malmo FF, Klub asal Swedia. 
  • Ketika format sudah berganti menjadi Liga Champions, Olympique Marseille menjadi wakil Prancis pertama yang berhasil menjadi juara setelah menang 1-0 atas AC Milan juga di Stadion Olympiade, Munchen. 
  • Empat tahun berselang, giliran Borussia Dortmund yang merasakan juara pertama kali di Munchen. Menghadapi juara bertahan Juventus, Dortmund menang dengan skor 3-1. 
foto dari Alex Livesey

Musim ini, sejarah tersebut kembali terulang dengan keluarnya Chelsea sebagai juara.

 
 2. Die Roten yang tampil dominan nyaris sepanjang laga di Allianz Arena akhirnya harus takluk lewat sebuah drama adu penalti. 


Foto dari Dylan Martinez (Reuters)

 Situs resmi UEFA menulis Die Roten unggul penguasaan bola hingga 64 persen. Bayern juga lebih banyak mendapatkan peluang dengan melepaskan 35 tembakan, dengan tujuh di antaranya tepat sasaran. Sementara Chelsea cuma bisa menembak sembilan kali dan tiga di antaranya on target. 



3. Hasil Buruk ini membuat Bayern gagal bersuka cita di depan pendukungnya sendiri di Allianz Arena dan justru harus terduduk lesu melihat para pemain Chelsea bergembira. 



4. Bayern Munich tak kuasa menjuarai Liga Champions musim ini meski tampil di kandangnya sendiri. Kegagalan itu membuat Bayern gagal menyamai torehan yang baru bisa dilakukan oleh Real Madrid dan Inter Milan yaitu berhasil menang di dalam final Liga Champions di “Kandang” Sendiri. 



5. Chelsea menjadi tim ke-22 yang pernah menjadi juara Piala/Liga Champions. Ini merupakan kesempatan kedua mereka berlaga di final. Pada kesempatan sebelumnya, The Blues kalah melalui adu penalti dalam final yang dihelat di Moskow. 


foto dari Alex Livesey


6. Ini adalah gelar Liga Champions pertama sepanjang sejarah Chelsea. Sebelumnya, pencapaian terbaik mereka adalah final tahun 2008. 



7. Kota London, sebagai ibukota Inggris, sebelumnya tak memiliki klub yang bisa menjuarai Piala Champions/Liga Champions. Chelsea baru saja menjadi yang pertama. Kota London akhirnya resmi menjadi ibukota sebuah negara yang memiliki tim pemenang seiring dengan keberhasilan Chelsea menjuarai Liga Champions. 



8. Trofi Piala Champions/Liga Champions yang Dimenangi Ibukota Sebuah Negara Eropa 
  •  9 - Madrid (1956, 1957, 1958, 1959, 1960, 1966, 1998, 2000, 2002) 
  •  4 - Amsterdam (1971, 1972, 1973, 1995) 
  •  2 - Lisbon (1961, 1962) 
  •  1 - Bucharest (1986) 
  •  1 - Belgrade (1991) 
  •  1 - London (2012) 

9. Faktor
   X yang dapat di atasi Oleh “ The Blues” :
  • Berstatus underdog
  • Faktor stadion yang merupakan milik Bayern atau Bermain di "kandang" lawan.
  • Berkali-kali terjepit.
  • Bermain tanpa 4 ( empat ) pemain kunci: Ramires, John Terry, Raul Meireles, dan Branislav Ivanovic.
  • Thomas Mueller menjebol gawang Petr Cech ketika pertandingan akan berakhir pada menit ke-83 yang membuat Kubu Chelsea terkejut.
  • Chelsea terkena hukuman penalti gara-gara pelanggaran Drogba terhadap Franck Ribery. Kali ini, giliran Cech yang jadi pahlawan dengan menggagalkan tendangan 12 pas Arjen Robben.
  •  Juan Mata yang jadi eksekutor pertama gagal menaklukkan Manuel Neuer. Kekalahan pun mulai membayang.



10. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, The Blues Chelsea menjadi raja di Benua Biru. 



11. Kemenangan Chelsea juga berarti The Lilywhites yang finis di peringkat ke-4 Premier League musim 2011/12 harus tergeser ke Europa League musim depan (2012/13). Pasalnya, spot kualifikasi Liga Champions musim depan (2012/13), mereka tergusur oleh Chelsea yang otomatis lolos sebagai juara tahun 2011/12. 

Kendati tergeser ke ajang kasta kedua Eropa, Duo pemain Tottenham Hotspur, Louis Saha dan Steven Pienaar tetap mengucapkan selamat kepada The Blues. Hal inilah yang mengundang kemarahan dari sejumlah fans Tottenham. 



Foto dari Dylan Martinez (Reuters)
12. Beberapa Ungkapan para Pemain Chelsea : 

• "Saya kehabisan kata-kata. Saya pikir kami akan kalah, tapi ternyata kami beruntung. Kami layak mendapatkannya. Dengan pemain yang kami miliki, kami selalu yakin," aku Ashley Cole di situs UEFA. 

• "Saya tak bisa menggambarkan perasaan saya. Ini adalah untuk pertama kalinya dalam hidup saya tak tahu apa yang harus dilakukan," timpal Cech. 

• "Saya benar-benar tak bisa menggambarkannya dengan kata-kata. Saya datang ke sini untuk memenangi trofi, tapi memenangi gelar ganda sulit dipercaya," ujar Gary Cahill yang baru pada awal tahun ini bergabung dengan Chelsea dari Bolton Wanderers, merujuk pada trofi Piala FA yang lebih dulu dimenangi timnya. 



13. John Terry mengatakan rasa sakit hati di ajang Liga Champions kini sudah terhapuskan setelah Chelsea berhasil mengangkat trofi Liga Champions pada Sabtu (19/05/12) 

 "Aku telah menunggu lama untuk trogi ini amat lama. Akhirnya ini berada di tangan kami juga, menghapuskan semua kenangan buruk. Tahun demi tahun, tapi akhirnya ini menghapus segalanya. Bagiku, inilah yang berusaha kami upayakan selama ini," ucap Terry. 

"Delapan, sembilan tahun, aku telah menantikan hal ini. Tersingkir dari kompetisi pada menit akhir, kalah dalam adu penalti di Moskwa, dan kalah melawan Liverpool, itulah yang terus kuingat. Namun, tiba-tiba, semua beban berat di pundakku, dan mungkin pada setiap orang di klub ini, hilang," imbuh dia. 

foto dari Getty Images
14. Baru satu musim Juan Mata membela Chelsea. Musim itu kini berakhir dengan luar biasa, setelah ia dan timnya berhasil mengangkat trofi Liga Champions. 

"Aku pikir momen terpenting di pertandingan adalah gol Didier. Kami tertinggal dengan waktu nyaris memasuki menit 90 dan kami kemudian bisa kembali ke permainan," komentar Mata di Sky Sports. 

"Di babak extra time kami banyak berlari dan kami bertahan dengan baik. Babak adu penalti seperti lotre dan hasilnya luar biasa untuk kami," lanjutnya. 

Hasil yang luar biasa itu bak jadi penutup indah dari musim pertama Mata yang tak kalah luar biasa di Stamford Bridge. Direkrut dari Valencia pada musim panas lalu, pemain Spanyol berusia 24 tahun itu sudah menjelma jadi idola baru di Chelsea, mengalami transisi tim dari Andre Villas-Boas dan Roberto Di Matteo, sampai kini menyudahi musim dengan dua gelar juara yakni Piala FA dan Liga Champions. 

"Ini seperti impian jadi nyata. Ini adalah tahun pertamaku di Chelsea dan kami sudah memenangi trofi terpenting di final Liga Champions jadi kami amat sangat senang," simpul Mata. 


Ini merupakan gelar juara Liga Champions pertama untuk Mata. Sebelumnya, selama empat musim membela Valencia, ia baru merengkuh satu gelar juara Copa del Rey (2007-08). 



15. Bukan rahasia lagi kalau pemilik Chelsea, Roman Abramovich amat mengidam-idamkan trofi Liga Champions. Mimpi pengusaha kaya asal Rusia itu pun akhirnya menjadi kenyataan saat The Blues berhasil membawa pulang trofi Liga Champions untuk pertama kalinya usai menang lewat adu penalti di Munich. 

Namun, kini penantian panjangnya usai sudah. Raut kesenangannya terpancar saat sang pemilik klub tak segan-segan untuk ikut dalam parade bus terbuka saat perayaan gelar ini. 



16. Didier Drogba saya anggap bak seperti Dewa Fortuna, dia memberikan suatu hadiah atau kesempatan berharga ketika dalam keadaan terjepit dan butuh keajaiban. Tak pelak Drogba mendapatkan Label "From Hero to hero!" ( Hero-Zero-Hero) 

Hero 
Berawal dari sebuah sepak pojok--yang mana merupakan sepak pojok pertama Chelsea pada laga tersebut, berbanding dengan belasan sepak pojok yang dimiliki Bayern--Didier Drogba melompat dan menanduk dengan keras bola hasil sepak pojok Juan Mata. Bola mengarah ke tiang dekat dan Manuel Neuer tak mampu membloknya. 


Foto dari Michaela Rehle (Reuters)



Zero 
Aku sempet kecewa kita Drogba menyenggol engkel Frank Ribery dari belakang, Bayern mendapatkan penalti. Tak hanya itu, Ribery pun tak bisa melanjutkan pertandingan lagi dan akhirnya digantikan Ivica Olic. Aku pikir Drogba akan di cap sebagai biang ke Kalahan Chelsea dan berganti Label menjadi “ Zero”, Tapi, Arjen Robben yang menjadi algojonya membuang kesempatan itu. Tendangan penaltinya dengan mudah dibaca oleh Petr Cech dan diblok oleh penjaga gawang asal Republik Ceko itu. Chelsea selamat, skor tetap 1-1, dan Drogba tidak berubah menjadi pesakitan.


 • Hero 
Drogba mendapatkan kesempatan untuk menjadi algojo. Tidak seperti Robben, Olic, ataupun Schweinstiger, bomber asal Pantai Gading itu dengan tenang mengeksekusi tendangannya. Neuer sekali lagi berhasil ditaklukkannya. Dan yang paling penting lagi, Eropa berhasil ditaklukkannya. Sesungguhnya, ini bukanlah pertama kalinya Drogba menjadi pahlawan bagi Chelsea di sebuah partai besar. Beberapa pekan silam, ia menyumbang satu gol untuk membawa The Blues mengalahkan Liverpool. Drogba memang punya catatan bagus jika berlaga di Wembley dan itulah yang membuat Roberto Di Matteo memilih untuk memainkannya ketimbang Fernando Torres. 


foto dari Alex Livesey


Bagaimana tanggapan Anda tentang 16 Fakta di atas…..