20 Jul 2010

Di Balik Selebrasi Spanyol sebagai Juara Piala Dunia 2010

Casillas Berjoget Malu-Malu, Reina Bopong Anak


Spanyol merebut gelar juara dunia pertamanya dini hari kemarin WIB. Kapten Spanyol Iker Casillas didaulat mengangkat trofi juara. Para penggawa La Furia Roja -sebutan Spanyol- pun bersukaria.



PANGGUNG elips berukuran 4 x 15 meter diletakkan di tengah tribun VVIP Stadion Socccr City, Johannesburg, Senin dini hari kemarin WIB. Panggung warna putih itu dibagi dua bagian. Area panjang untuk prosesi pengalungan medali dan area bulat untuk penyerahan trofi.

Begitu announcer memanggil tim Spanyol, satu per satu pemain berjalan beriringan menaiki tribun. Bek kanan Sergio Ramos berada paling depan saat pengalungan medali. Diikuti Jesus Navas, Carles Puyol, Cesc Fabregas, dan seterusnya. Orang terakhir di deretan tim Spanyol adalah Iker Casillas karena kiper Real Madrid itu berstatus kapten tim.

Setelah seluruh pemain -termasuk pelatih Vicente del Bosque- berada di area bulat, Presiden FIFA Sepp Blatter dan Presiden Afrika Selatan (Afsel) Jacob Zuma menyerahkan trofi kepada Casillas. Berbarengan dengan teriakan kemenangan pemain Spanyol, kertas emas di belakang panggung disemburkan ke udara.

Dari Casillas, trofi lalu dipegang bergantian oleh seluruh pemain. Sorot kamera dan jepretan kamera media terus mengikuti. Del Bosque yang semula sibuk ngobrol dengan Blatter dan Zuma juga diminta mengangkat trofi. Setelah seluruhnya mendapat giliran, para pemain berjoget di atas panggung.



Bek kiri Joan Capdevilla sempat menggoda Casillas untuk berjoget. Casillas yang terlihat malu-malu itu pun terpaksa melakukannya meski gerakannya agak kaku. Penonton yang ada di dekat panggung terus menyoraki kiper 29 tahun tersebut. "Go...go...Casillas," teriak penonton.

Setelah acara joget usai, para pemain menuju lapangan untuk mengarak trofi. Fernando Torres, satu-satunya pemain Spanyol yang memakai sepatu kets, juga tidak tertinggal. Di sisi lain, kiper cadangan Spanyol yang memperkuat Liverpool Pepe Reina berjalan menuju tribun pojok di sebelah utara.

Ternyata, Reina menjemput putri bungsunya yang bernama Grecia. Gadis berusia tiga tahun itu lalu dibopong mengitari lapangan. Reina, sepertinya, ingin meniru tradisi di Premier League Inggris. Yakni, para pemain membawa buah hatinya di pekan terakhir liga. Aksi Reina pun memecah perhatian kamera televisi dan fotografer.

"Putri saya sangat berarti bukan hanya dalam kehidupan saya, tapi juga dalam karir saya," kata Reina di sesi latihan Spanyol di NWU Campus, Potchesftroom, dua hari sebelum final. "Jika Spanyol meraih juara dunia, gelar itu akan saya persembahkan untuk Grecia," lanjut Reina. Itulah yang dilakukan Reina kepada Grecia.

Spanyol layak menjadi juara dunia, salah satunya, mungkin karena kehangatan suasana kamp mereka di Potchefstroom. Dibandingkan dengan kamp 31 kontestan Piala Dunia 2010 lainnya, kamp Spanyol lebih terbuka dengan media, apalagi media dari Spanyol sendiri. Interaksi antara pemain dan media menjadi pemandangan biasa.

"Media sangat penting bagi pemain, begitu pula sebaliknya. Keduanya saling berkaitan. Saya punya banyak kenalan dari media," kata Xavi Hernandez, gelandang Spanyol.
----------------------------------------------
DANI NUR SUBAGIYO, Johannesburg
----------------------------------------------

sumber : http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=144957

1 komentar:

  1. The content was really very interesting. I am really thankful to you for providing this unique information. Please keep sharing more and more information potchefstroom campus

    BalasHapus

Bagaimanakah tanggapan Anda tentang hal ini.
Silahkan menuliskan komentar Anda pada opsi Nama/URL, lalu tulis nama anda dan URL blog/website anda pada kotak yang tersedia.

Jika anda tidak punya blog/website, kolom URL boleh dikosongi.