30 Apr 2010

Woods Sudah Tiduri 120 Wanita

New York - Meski masih simpang siur, sempat disebutkan kalau perempuan yang sudah ditiduri Tiger Woods ada belasan orang. Jumlahnya ternyata jauh lebih banyak karena dikabarkan mencapai 120 orang.

Jumlah 120 perempuan yang sudah diajak tidur oleh Woods tersebut kabarnya diakui sendiri oleh pegolf paling populer tersebut. Demikian dikutip dari majalah gosip The National Enquirer.

Woods tengah berencana untuk mencatat wanita-wanita yang sudah ditidurinya tersebut sebagai upaya proses penyembuhan kecanduan seks. Tak lama setelah skandal seksnya terungkap, pegolf Amerika Serikat itu memang langsung menjalani terapi di sebuah klinik.

Disebutkan kalau Woods meniduri seluruh 120 perempuan tersebut dalam kurun lima tahun terakhir. Salah satu yang diajaknya berkencan adalah Raychel Coudriet, seorang perempuan muda yang tinggal dekat rumah keluarga Woods dan sudah dikenal sejak masih berusia 14 tahun.

Perselingkuhan dengan Coudriet itulah yang kemudian membuat istri Wood, Elin Nordegren, menuntut cerai. Setelah mendengar suaminya tidur dengan salah seorang tetangganya, Nordegren langsung mengemasi barang-barangnya.

"Ini pengkhianatan terbesar yang pernah terjadi!" teriak Nordegren saat berbicara dengan Woods melalui telepon. "Saya tak percaya kamu berhubungan seks dengan gadis itu yang berasal dari lingkungan sendiri. Cukup sudah...Saya menceraikan kamu," lanjut Nordegren seperti ditulis The National Enquirer.

Perbincangan antara Nordegren dengan Woods tersebut terjadi di awal bulan ini, saat Woods tengah menjalani turnamen comeback-nya. Kabarnya, saking kerasnya teriakan Nordegren, kolega Woods yang berada di dekatnya saat itu sampai bisa mendengar apa yang sedang diperbincangkan.

"Dia berteriak dengan sangat keras yang membuat semua orang yang berada satu meja dengan Woods mendengar apa yang dia katakan. Tiger berusaha menyangkalnya. Tapi Elin berteriak lagi,'Kamu bohong'! Kau selalu jadi pembohong!'," papar seorang sumber The National Enquirer.

sumber disini

24 Apr 2010

Gap menegangkan Duo Rival

Di Seria A Italia,
persaingan merebut juara hanya tinggal diperebutkan 2 tim, setelah Ac Milan menuai hasil yang mengecewakan (laga terakhir kalah 1-2 atas tuan rumah Sampdoria).
Persaingan seru 2 tim terjadi setelah As Roma memperoleh kemenangan dramatis 2-1 dalam derby de capitale lawan Lazio.

Sempat tertinggal oleh gol Tomaso Rochi yang lolos dari jebakan offside menit ke-14, Roma membalikkan keadaan lewat duo gol Mirko Vucinic.
Gap menjadi 1 poin kembali dengan As Roma di posisi utama disusul Inter Milan yang mampu menjungkalkan Juventus 2-0. Bahkan 1 gol dicetak secara brilian oleh Douglas Maicon. (71-70).

Di Liga Spanyol,
persaingan 2 tim yang meninggalkan jauh lawannya juga tidak kalah serunya,
setelah Barcelona hanya mendapat 1 poin dalam derby melawan rival sekota Espanyol di Cornelka el Prat.
Madrid yang terlecut hasil tersebut meraih 3 poin absolut saat menjamu peringkat 3 Valencia dengan skor 2-0.

Dua gol dicetak dua mesin gol El Real - sebutan Real Madrid yakni Gonzalo Higuain (25') dan Cristiano Ronaldo (77').
Gap pun menjadi 1 poin (84-83) .

Di Eredivise Belanda,
terjadi hal serupa.
Peringkat 1 dan 2 saling kebutan meraih gelar antara sang pemuncak Twente Enschede yang menang 2-0 atas Feyenoord Rotterdam dan sang penguntit Ajax Amsterdam yang di laga akhir membantai tamunya Heracles Almelo 4 gol tanpa balas lewat dua gol yang dibagi antara De Jong dan Pantelic. (80-79).

Di Premier League Inggris paling seru,
itu terjadi setelah perebutan juara hanya diperebutkan 2 tim ( Chelsea dan Man. United).
Itu terjadi setelah Arsenal tidak mampu meraih poin maksimal (kalah atas Tottenham Hotspur dalam derby london utara dan kalah 3-2 atas tuan rumah Wigan).
Gap dari sang pemuncak, Chelsea yang awalnya 4 poin, kini menjadi 1 poin.
Hal tersebut terjadi setelah secara mengejutkan Chelsea tumbang dalam derby london melawan tuan rumah Tottenham 2-1.
Chelsea yang diprediksi dapat membawa 1 poin, pulang dengan tangan hampa.

Dua gol tottenham dicetak Defoe lewat titik pinalti dan sang winger andalan Gareth Bale.
Chelsea hanya dapat membalas lewat sebiji gol dari Frank Lampard pada masa injury time.
Di lain tempat, tersaji derby Manchester yang mempertemukan 2 saudara antara saudara tua Man. United dan saudara muda Man. City.
Man. United yang diprediksi hanya mampu membawa 1 poin, justru mampu membuat keadaan berubah setelah mampu menundukkan sang tuan rumah 1-0 lewat gol telat Paul Scholes pada masa injury time.

Kini perhatian dunia akan teralih pada sepak bola disetiap negara tersebut.
Karena persaingan sengit terjadi antara 2 tim yang saling jegal untuk mengangkat tropi dan juga tentunya kehormatan klub masing-masing.

Sekian

7 Apr 2010

Bila Mu Bertemu Liverpool



London -
Suatu saat sekitar bulan November 1959 Bill Shankly yang menjadi pelatih di Huddersfield didatangi dua petinggi dari Liverpool. Terjadi percakapan yang cuplikannya kira-kira seperti ini: " Tidakkah Anda berminat menjadi pelatih di klub terbaik Inggris? " tanya salah satu dari kedua petinggi Liverpool itu.
"Mengapa? Apakah Matt Busby mengundurkan diri?’" Shankly balas bertanya. Kita tahu apa yang ada di benak Shankly, karena Matt Busby sedang berproses menjadi pelatih legendaris Manchester United dan klub itu sedang merajai dunia persepakbolaan Inggris. Sedangkan Liverpool saat itu sudah cukup bergembira duduk di papan tengah divisi dua versi lama Liga Inggris. Ini sekadar ilustrasi bahwa sebenarnya persaingan paling sengit di antara kedua tim tersebut belumlah terlalu lama.

Kalau dihitung sejak Shankly memegang Liverpool tahun 1959, maka persaingan sengit MU dan Liverpool baru berlangsung 50 tahun. Jauh lebih muda dari persaingan sengit antara Liverpool dan Everton yang sudah ada sejak 50 tahun sebelumnya, atau Manchester United dan Manchester City, atau Arsenal dan Tottenham sejak tahun 1930-an, serta Chelsea dan Fulham ataupun Burnley dan Blackburn.




Shankly mengagumi pemain-pemain MU maupun klub itu, tetapi pada saat bersamaan mempunyai tekad membara untuk menggoyang hirarki persepakbolaan Inggris. Membawa Liverpool kembali ke puncak persepakbolaan Inggris. Dialah yang sesungguhnya memantik persaingan sengit antara kedua klub raksasa Inggris ini. Shankly yang prestasinya biasa-biasa saja sebelum memegang Liverpool, hanya dalam waktu lima tahun membawa Liverpool dari klub papan tengah divisi dua menjadi juara divisi satu menyingkirkan MU maupun -- yang lebih penting lagi sebenarnya -- musuh bebuyutan satu kota sekaligus juara bertahan, Everton. Dua tahun kemudian di tahun 1966 ia mengulangi prestasi itu. Tahun 1965 ia membawa Liverpool menjuarai Piala FA untuk pertama kalinya. Shankly tidak lagi membawa Liverpool menjadi juara divisi satu hingga tahun 1973. Namun dalam proses kebangkitan Liverpool ia menanamkan rasa percaya diri yang luar biasa bahwa Liverpool tidak kalah besar dengan klub lain. Bahwa bermain untuk Liverpool adalah sebuah kehormatan. Dan andaipun Liverpool tidak menjadi juara, sangat penting untuk mengalahkan mereka yang dianggap terbesar dan tersukses, bagaimanapun caranya, bermain habis-habisan seolah mati hidup tergantung pada pertandingan itu. Shankly dengan sengaja menjadikan MU sebagai sasaran. Apalagi ketika mereka di tahun 1968 menjadi klub Inggris pertama yang memenangi Piala Champions.


Boleh saja MU waktu itu menganggap dirinya klub tersukses, tetapi bertemu Liverpool mereka tahu reputasi itu tak ada artinya. Pertandingan akan berlangsung seperti pertempuran habis-habisan. Adalah "kehendak" sejarah bahwa di tahun 1970-an MU dan Liverpool bertukar posisi. Ketika revolusi yang diawali oleh Shankly diteruskan Bob Paisley dan kemudian Joe Fagan – dua asisten pelatih Shankly -- membuat Liverpool bukan saja raja Inggris tetapi juga Eropa, nasib MU terpuruk-puruk bahkan sempat terdegradasi ke divisi dua di tahun 1975.

Namun perseteruan antara kedua klub sudah terlanjur mapan dan tidak mengendor untuk tidak dikatakan malah makin sengit. Liverpool ganti menjadi klub paling sukses di Inggris tetapi mereka tahu melawan MU adalah persoalan berbeda. MU akan menjadi “Setan Merah” yang sesungguhnya dan Liverpool harus bersiaga tanpa henti. Sejak pertengahan tahun 60-an itulah pertarungan MU melawan Liverpool menjadi salah satu pertandingan paling sengit dan paling ditunggu publik Inggris, seolah lepas dari konteks keseluruhan kompetisi liga. Kedua klub seperti bertekad, kalaulah tidak menjadi juara maka yang lebih utama bagi MU adalah mengalahkan Liverpool, begitupun sebaliknya. Kedua klub saling mengukur pencapaian prestasi mereka dari apa yang sudah diraih oleh keduanya. Ingatkah Anda ketika Alex Ferguson untuk pertama kalinya datang ke MU lebih 20 tahun silam?


Ketika ditanya wartawan salah satu target utamanya menjadi pelatih di Old Trafford, Ferguson tanpa sungkan menjawab: "Menendang Liverpool dari puncak hirarki sepakbola Inggris." Seperti Shankly di Liverpool, Ferguson melakukan revolusi di MU. Bedanya, Ferguson bukan sekadar memulai revolusi tetapi juga menjaga revolusi itu untuk tidak padam. Ia masih saja menjadi pelatih hingga kini. Ia memegang janjinya untuk menendang Liverpool dari puncak hirarki sepakbola Inggris. Entah untuk berapa lama lagi.

Kedua pendukung klub akan membawa panji-panji prestasi mereka masing-masing: kami lebih banyak memenangkan Piala Eropa dari kalian, Piala FA kami lebih banyak, prestasi kami lebih bergengsi dan lain sebagainya. Tetapi di hati kecil mereka semuanya tahu, catatan prestasi itu tak lebih dekorasi semata. Yang lebih penting adalah apa yang terjadi selama 90 menit di lapangan.


Sumber http://www.detiksport.com

4 Apr 2010

Bicara tentang Offside



bicara tentang offside, di Indonesia tindakan offside yang di terapkan para wasit Indonesia terhadap suatu pertandingan yang di pimpinnya sepertinya telah salah besar.
Yang sebetulnya offside dianggap tidak offside,
Dan sebaliknya, bila seseorang pemain tidak offside dianggap telah offside.

Seperti contoh nya :
Pertandingan Djarum Indonesia Super Leaguae atau yang lebih di kenal ISL.
Minggu, 29/11/09
Antara tuan rumah Persija Jakarta melawan tamunya Persebaya Surabaya yang berakhir 4 – 3 untuk kemenangan Persija.
Dapat dilihat beberapa cuplikan yang semestinya tidak offside namun dianggap offside olah wasit.
Yang lebih bikin binggung, komentator juga membenarkan keputusan sang wasit.


Mungkin pergantian Aturan TentangOffside oleh FIFA telah membuat para wasit Indonesia kebinggungan.



Beberapa tindakan salah tentang offside yang diterapkan oleh wasit Indonesia :


Wasit melihat pemain dan dianggap offside ketika sudah menerima bola,
Bukan melihat posisinya ketika akan diumpani rekannya.
Wasit terlalu lama mengangkat bendera offside mengakibatkan keadaan menjadi kacau,tensi meninggi, sehingga terjadi tawuran dan sebagainya.
Wasit terlalu memihak pemain tuan rumah, lawan yang semestinya tidak berada pada posisi offside dianggap offside,
Juga sebaliknya, tuan rumah melakukan offside, namun wasit menganggap tidak terjadi apa – apa.
Lalu faktor pemain juag mempengaruhi keputusan wasit.
Wasit gampang mengambil keputusan karena dipenggaruhi omongan pemain yang salah.



Coba bayangkan dan renungkan,
Wasit di Indonesia kebanyakkan berprofesi sebagai wasit,
Dalam arti pekerjaan pokok, dan juga para wasit tersebut telah di sekolahkan.
Sedangkan kebanyakan di Negara lain,
Wasit diambil dari orang yang tidak berprofesi sebagai Wasit sepenuhnya.




Beberapa LAngkah Offside yang benar “ menurut pendapat saya “ :
Wasit seharusnya melihat posisi pemain ketika akan diberi umpan,bukan ketika sudah menerima umpan rekan.
bila pemain dalam posisi offside,namun, tidak aktif dalam pergerakan bola,dianggap tidak offside.jika setelah itu, ada pemain dalam posisi tidak offside mengejar bola umpan tadi,juga dianggap tidak offside.
bila pemain memberikan / mengumpan bola pada pemain lawan yang telah berada pada posisi offside, dianggap tidak offside, dikarenakan di umpan oleh musuh (lawan) bukan rekan.


Kita pasti mengharapkan Para Wasit Indonesia dapat menjalankan aturan Offside dengan benar.

Dan,
Dapat memimpin pertandingan pada partai – partai di luar Indonesia.
Lebih – lebih di level Eropa.

Amien….